Minggu, 11 Desember 2011

TEST PADA BANGUNAN KAPAL BARU

Pada proses pembangunan kapal diperlukan quality control untuk dapat memastikan kualitas mutu dari kapal yang akan dibangun. salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan berbagai macam jenis test baik terhadap konstruksi maupun terhadap kualitas hasil produksi,
Terdapat berbagai macam jenis pengetesan pada kapal diantaranya adalah  sebagai berikut.
1)   Test kekedapan tanki dan bagian dibawah sarat kapal.
-    Leak test ( void test )
Yaitu pengujian kebocoran pada tangki. Tangki yang dites diisi angin sampai tekanan pada manometer menunjukkan angka 0.2 bar. Setelah mencapai tekanan tersebut tekanan dihentikan dan jika manometer angkanya turun maka teridentifikasi terjadi kebocoran.  Kebocoran pada tanki dapat dicari dengan penyemprotan air sabun pada tiap-tiap sambungan pelat dan bila terjadi gelembung-gelembung udara maka terdapat kebocoran dibagian tersebut.

 
Gambar . Pressure Gauge yang dipasang pada dinding tangki dan menunjukkan tekanan 0.2 bar; alat penyemprot dan gelembung udara tanda terjadi kebocoran

Setiap kapal memiliki tangki yang mana dibagi menjadi 2 bagian, yaitu tangki berisi dan tangki kosong (tangki yang sengaja dikosongkan). Tangki After Peak merupakan salah satu tangki yang termasuk dalam tangki berisi. Pada umumnya, tangki ini digunakan sebagai tangki ballast pada kapal. Terkait dengan isi dari tangki yaitu air ballast yang juga berfungsi sebagai salah satu pendukung stabilitas kapal, maka kekedapan dari tangki inipun menjadi sangat penting dan juga meminimalisir faktor kebocoran kapal sehingga untuk memastikan kekedapan tangki harus dilakukan pengujian. Sebelum dilakukan pengujian terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu setiap alur pengelasan yang terdapat didalam tangki tidak boleh dilakukan pengecatan (coating) terlebih dahulu karena akan mempersulit proses inspeksi. 

Jumat, 09 Desember 2011

PERAN BULBOUS BOW

Akhir-akhir ini bulbous bow dijadikan sebagai device yang lazim digunakan pada kapal. Bulbous bow ditemukan pada akhir abad 18, namun aplikasinya baru digunakan pada tahun 1912 oleh kapal-kapal militer Amerika Serikat. Dan baru umum dipakai pada kapal dagang sekitar akhir tahun 50-an.


Secara teoritis bulbousbow dengan bentuk tertentu bekerja dengan cara mempercepat aliran fluida di daerah permukaan di atas bulb, sehingga menimbulkan daerah dengan tekanan yang rendah di permukaan fluida. daerah bertekanan rendah tersebut kemudian bereaksi dengan tekanan gelombang di haluan di mana reaksi yang terjadi bersifat mengurangi efek dari gelombang yang datang dari haluan. Yang pada akhirnya akan mengurangi tekanan pada lambung dan mengurangi hambatan, pada kasus-kasus yang umumnya terjadi, pemasangan bulbousbow dapat mempengaruhi nilai daya dorong efektif yang diperlukan untuk menggerakkan kapal, hal ini dapat dimengerti karena seperti yang diketahui bahwa daya dorong efektif berhubungan langsung dengan fungsi besarnya resistance pada lambung kapal serta kecepatan kapal.

KOMPONEN HAMBATAN CATAMARAN (CATAMARAN RESISTANCE)

Sehubungan dengan bertambahnya produksi kapal cepat, dunia perkapalan saat ini sedang gencar untuk melakukan studi mengenai rancangan model kapal multihull. Salah satu desain yang menjadi primadona adalah kapal catamaran, saat ini sangat banyak pemakaian kapal jenis ini untuk keperluan niaga ataupun militer, seperti pada kapal ikan dan patroli. Karena di beberapa sudut pandang catamaran memiliki keuntungan dibandingkan dengan kapal monohull, baik dari segi hambatan dan kapasitas muatan. Untuk displasemen yang sama lambung catamaran telah terbukti menghasilkan hambatan 20% lebih kecil dibandingkan dengan kapal monohull [ikap]. Selain itu geladaknya yang luas memungkinkan untuk mengangkut muatan yang banyak. Namun demikian desain kapal ini memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan kapal dengan lambung satu, salah satu hal yang perlu diperhatikan pada catamaran yang tidak dimiliki oleh kapal monohull adalah adanya efek interferensi oleh dua lambung demihullnya. Efek tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok : [chapter 3, resistance of catamaran]

1.      Body interference, aliran air di sekitar demihull bersifat asimetris terhadap centerline demihull, begitu juga penyebaran tekanan disekitarnya. Hal ini diakibatkan oleh pengaruh demihull yang lain. Hal ini menyebabkan bertambahnya komponen hambatan yang dihasilkan yaitu berupa;
a.    gangguan kecepatan aliran fluida meningkat di sekeliling demihull terutama di daerah antara kedua lambung (tunnel side). Pertambahan kecepatan dikarenakan adanya peningkatan hambatan gesek dan modifikasi bentuk lambung kapal. Berdasarkan penelitian miyazawa dan schimke gangguan di tunnel side lebih besar 10% dibandingkan di daerah lainnya.
b.    Timbulnya aliran fluida di bawah lunas searah sumbu y kapal, yang biasanya diabaikan pada kapal monohull karena pengaruhnya sangat kecil, pada lambung catamaran besarnya kecepatan aliran ini 5-7 % dari kecepatan kapal.