FABRIKASI
Dalam proses pembangunan kapal
terdapat banyak tahapan yang dilakukan, salah satunya adalah fabrikasi atau
pekerjaan bengkel.
Fabrikasi
terbagi menjadi empat proses kerja, yaitu:
a. Marking
Merupakan proses penandaan pada
permukaan material yang akan mengalami pekerjaan dan ditempat mana harus
dilakukan pekerjaan serta pada bagian mana pada material ini yang harus
dipasang.
b. Cutting
Merupakan proses pemotongan material sesuai dengan
marking yang telah dilakukan. Pada proses ini terdapat 3 macam pemotongan pelat
yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Cutting Manual
Proses cutting manual
adalah proses pemotongan pelat dengan cara menggunakan mesin brander. Biasanya mesin brander ini
juga digunakan secara langsung di lapangan sebagai alat untuk firing dan
cutting sisa pelat saat joining block. Hasil sisi pemotongan dengan cara
cutting manual ini sangat dipengaruhi oleh teknik dan keahlian dari tukang yang
melakukannya karena arah dan laju pemotongan
pelat terhadap pelat sepenuhnya dilakukan dengan tangan.
2. Cutting Semi Automatic
3. Cutting Mesin CNC (Computer Numerical Control)
Proses cutting
pelat dengan menggunakan mesin CNC merupakan teknologi pemotongan pelat yang
paling canggih yang dimiliki oleh PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Proses
cutting pelat menggunakan mesin CNC adalah menggunakan system file gambar yang
berupa kode hasil output dari software tribon dari rancang bangun. Mesin CNC
adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik
(data perintah dengan kode angka, huruf dan simbol) sesuai standart ISO. Sistem
kerja teknologi CNC ini akan lebih sinkron antara komputer dan mekanik,
sehingga bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang sejenis, maka mesin
perkakas CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan cocok untuk
produksi masal.
Gambar. Pemotongan pelat dengan CNC
Mesin CNC ini
biasanya melakukan pengerjaan pemotongan untuk braket-braket dan blok-blok,
dll. Jadi dalam pengoperasiannya, mesin ini cukup dijalankan oleh satu operator
yang bertugas menginputkan file gambar ke dalam mesin pemrogram CNC dan
mengatur letak dan posisi nozzle pengapian agar hasil potongan pelat sempurna.
Selain dengan menginputkan gambar yang sudah jadi, juga dapat dilakukan
penggambaran langsung menggunakan computer pada mesin CNC. Biasanya
penggambaran langsung ini dilakukan untuk menggambar bentuk yang gampang
seperti pelat untuk mengangkat blok.
c. Proses Bending/Forming
Merupakan proses pembentukan pelat menjadi
bentuk-bentuk yang ditentukan dengan menggunakan beberapa rambu yang telah
dibuat sebelumnya baik rambu garis ataupun rambu bending yang telah dibuat di
Mould Loft.
Berdasarkan pembahasan diatas,
berikut merupakan beberapa contoh pekerjaan pada proses fabrikasi seperti
pemotongan pelat dengan menggunakan CNC dan proses bending pelat datar menjadi
pelat siku.
PEMOTONGAN PELAT
DENGAN CNC.
Berikut
ini adalah langkah-langkah proses cutting pelat menggunakan mesin CNC:
a. Menyiapkan
material pelat yang akan dipotong diatas meja kerja.
b. Membersihkan
permukaan pelat yang akan dipotong.
c. Menginput data kedalam computer mesin CNC. Penginputan data dapat dilakukan
dengan memasukkan disket
yang sudah memiliki data pemotongan pelat atau dengan menggambar secara manual
melalui computer mesin CNC.
d. Memeriksa
kecocokan gambar yang ada di monitor mesin CNC dengan gambar yang ada dalam
gambar kerja.
e. Setelah
itu, lakukan setting penempatan awal nozzle diatas pelat untuk marking dan
cutting.
f. Proses
marking diatas pelat dilakukan untuk mengetahui apakah penempatan titik awal
pemotongan sesuai dengan gambar.
g. Selanjutnya
setelah ditentukan letak titik awal nozzle, kemudian mengeset kecepatan dari
nozzle berapa mm yang akan ditempuh tiap menitnya. Selain itu, dilakukan juga setting jarak dan besar
pengapian yang ada di nozzle, dimana setting tersebut disesuaikan dengan tebal
pelat yang dipotong dan besarnya nozzle yang dipakai.
· Ketebalan pelat < 10 mm, maka jarak nozzle adalah 3
mm
· Ketebalan pelat 10 –
25 mm, maka jarak nozzle adalah 5 mm
· Ketebalan pelat 25 – 50 mm, maka jarak nozzle adalah 6
mm
· Ketebalan pelat 50
– 100 mm, maka jarak nozzle adalah 8 mm
· Ketebalan pelat > 100 mm, maka jarak nozzle adalah
10 mm
h. Mengset
kecepatan nozzle diatas pelat ketika memotong harus disesuaikan dengan
ketebalan pelat yang dipotong, karena semakin cepat nozzle bergerak maka hasil
potongan pelat semakin bergerigi (jika pelatnya tebal) dan akan menghasilkan
adanya bagian pelat yang tidak terpotong sempurna/tidak tembus sampai bawah.
i. Kemudian
menjalankan mesin CNC untuk melakukan pemotongan pelat secara otomatis mengikuti
garis-garis marking sesuai dengan gambar di monitor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar